Volkswagen Resmi Beli 90,1 Persen Saham Italdesign

WV

ORINO, KOMPAS.com — Volkwagen Group dan Italdesign Giugiaro hari ini mengumumkan bahwa kedua perusahaan sepakat disatukan. Kini, saham Italdesign sebanyak 90,1 persen menjadi milik VW. Jika sebelumnya saham keluarga Giorgetto Giugiaro 100 persen, kini tinggal 9,9 persen. Pembelian oleh VW termasuk nama dan hak paten Italdesign. Namun, nilai nominal transaksi tidak disebutkan.

Target #1
VW membeli rumah desain terkenal ini untuk mewujudkan ambisinya menjadi produsen mobil nomor satu di dunia pada 2018, mengalahkan Toyota. “Kontribusi Italdesign sangat penting untuk mencapai target global kami pada 2018,” ujar Prof Martin Winterkorn, CEO Volkswagen Aktiengesellschaft.

Dengan memiliki Italdesign, VW akan dapat mengembangkan tim desain mobil yang lebih hebat lagi. Bagi VW, Giugiaro adalah aset dan punya nilai sejarah. Produk terlaris VW di dunia, yaitu Golf I, lahir dari tangan Giugiaro.

Perusahaan yang berbasis di Torino ini penjualan tahunannya mencapai 100 juta euro dan telah berhasil menciptakan 120 model mobil, sejak didirikan oleh Giorgetto Giugiaro dan Aldo Mantovani pada 1968.

Kini, VW sedang berusaha memperbanyak rangkaian modelnya agar bisa mencapai target, menjual 10 juta unit mobil pada 2018.

“Italdesign adalah simbol desain mobil Italia yang kreatif dan telah menjadi instrumen yang membentuk wajah industri mobil di seluruh dunia. Sebagai kreator Golf I, Giugiaro telah meletakkan dasar-dasar desain Volkswagen pada 1970-an,” lanjut bos VW tersebut.

Dijelaskan pula, Italdesign kini merupakan bagian permanen dari keluarga global Volkswagen. Selanjutnya, Volkswagen Group akan memperoleh keuntungan dari kapasitas dan kompetensi Italdeisgn,” tambah Winterkorn.

“Setiap tetes air menjadi laut ketika mengalir ke laut. Dalam beberapa hari terakhir, saya selalu teringat dengan kalimat tersebut setelah membaca Sophie’s World yang ditulis oleh novelis Norwegia, Jostein Gaardner. Kami adalah tetesan. Memasuki Volkswagen berarti membuka perspektif masa depan yang sangat menjanjikan untuk perusahaan,” jelas Giorgetto dalam sambutannya.

Posted in Knowledge Management | Leave a comment

Cisco Systems Inc. Growth Through Acquisitions

Kelompok 8
1000836104    FRANKIE WIJAYA ARDJO
1000870703    WOKIMAN
1000883132    DENNISE SAPUTRA
1000883933    ALI EDWARD RAHMAN HAKIM
1000884343    JOHARI KABAN

Big Case

Cisco systems merupakan salah satu perusahaan yang sukses dalam industri perusahaan global internet, cukup dikenal oleh kalangan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Cisco didirikan pada tahun 1984 di Standford University oleh pasangan Leonard Bosack dan Sandy Lerner yang pada awalnya nama perusahaan tersebut diambil dari nama akhir suatu kota di Amerika Serikat yaitu San Francisco hingga sampai dikenal sebagai Cisco Systems.

Bentuk strategi bisnis perusahaan Cisco adalah bagaimana untuk bisa menggabungkan dua perusahaan (merger/akuisisi) menjadi satu kekuatan agar dapat meminimalkan persaingan global, seperti dalam artian bagaimana untuk bisa menyamakan satu visi dan misi untuk memperoleh suatu keuntungan bisnis (value). Pesan yang disampaikan oleh Chambers sebagai pemimpin yang mendorong Cisco untuk segera menjalin mitra dengan perusahaan lain (akuisisi) dan berpendapat bahwa perusahaan yang muncul sebagai pemimpin industri adalah perusahaan yang memiliki kemampuan untuk mengakuisisi perusahaan lain. Cisco Systems mendapatkan keuntungan $100 juta pada tahun 1998 yang hanya dilewati hanya 14 tahun sejak tahun 1984. Pada tanggal 10 Desember 1999 Cisco hanya diurutan ketiga mengikuti General Electric dan Microsoft yang hanya mendapatkan keuntungan pasar $300 juta. Sejak go public pada tahun 1990 pendapatan tahunan Cisco dari $69 juta menjadi $18,9 milyar di tahun 2000 – hampir 275 kali lipatan keuntungan dalam 10 tahun.

Pada tahun 1987, Cisco Systems dihadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang Networking lain seperti Bridge dan 3COM. Untuk mendapatkan kembali dan meningkatkan pangsa pasar, Cisco memerlukan pembiayaan tambahan. Dan akhirnya Sandy dan Leonard mendekati Don Valentine, seorang kapitalis ventura yang setuju untuk mengambil 32 persen saham di perusahaan sebesar $ 2,5 juta. Perusahaan centure pemberian modal akan menyediakan pembiayaan, rekrutmen dan fungsi pendukung lainnya penting manajemen yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis Cisco. Setelah penandatanganan kontrak, tanpa keterlibatan pengacara, Sandy menjadi Wakil Presiden Layanan pelanggan dan Leonard menjadi Chief Technology Officer. Waktu penerimaan dana modal ventura bertepatan dengan komersialisasi internet yang dibuat menjadi kenyataan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1987. Namun pada tahun 1988 karena adanya peningkatan router secara dramatis perlahan-lahan Kas keuangan Cisco meningkat dan akhirnya tidak menggunakan modal dari Ventura Capital

Keikutsertaan Don Valentine dalam saham Cisco Systems, Don Valentine memulai suatu perencanaan yang merubah struktur manajemen eksekutif Cisco. Banyak yang bertentangan pada keputusan Don Valentine karena dia dianggap sebagai orang baru dan belum mengenal kebudayaan perusahaan Cisco namun keputusan tetap dibuat dimana Cisco kini memiliki seorang CEO yaitu Jhon P. Morgridge yang diterima pada pertengahan tahun 1988.

Ditangan Jhon P. Morgridge, Cisco tidak punya rencana 5-tahun tetapi lebih mengikuti rencana 1-tahun Morgridge percaya bahwa itu semangat tinggi dan tujuan perusahaan dalam fokus. Menurut Morgridge:
“Di Cisco kami membuat rencana satu tahun dengan jaminan 80-90 persen kita akan memenuhi tujuan kita, sehingga tidak sulit.” Dan dengan pimpinan Jhon P. Morgridge Pada tahun 1989 saham Cisco mulai dibuka untuk umum dan membuat IPO (Initial Public Offering). Sesudah enam bulan setelah IPO, beberapa eksekutif manajemen Cisco menyampaikan kesan kepada Jhon P. Morgridge tentang Sandy (pendiri Cisco Systems) dimana para eksekutif manajemen Cisco tidak menyukai cara sikap Sandy dan para eksekutif juga memberi suatu keputusan kepada Jhon P. Morgridge, apabila Sandy tidak segera keluar dari perusahaan maka para eksekutif yang akan keluar dari manajemen Cisco serta Don Valentine pun tahu tentang hal tersebut. Pada bulan agustus tahun 1990, akhirnya Sandy dipecat sesudah itu Leonard juga berhenti. Setelah Sandy dan Leonard keluar dari Cisco, Jhon P. Morgridge mulai membangun budaya baru dalam Cisco, merubah metode operasional, fokus pada customer dan berbagai strategi lainnya.

Kepemimpinan John Chambers sebagai CEO Cisco Systems, John Chambers bergabung dengan Cisco pada tahun 1991, diangkat menjadi Senior Vice President dimana mengatur tentang operasional dan penjualan dibawah pengaruh John Morgridge dan John Chambers lah yang memainkan perannya dalam perkembangan Cisco. Beberapa pemikiran yang ada didalam benak Chambers sesudah ia menjadi CEO adalah memprioritaskan sebuah tim kerjasama (teamwork) dengan membuka suatu komunikasi bebas antar team dan mengarah pada paham desentralisasi yang merupakan jalan satu-satunya bagi pertumbuhan bisnis yang lebih fleksibel dan bisa lebih mendekatkan atau mempererat ikatan perusahaan dengan customer (Customer Focus)

Pada tahun 1993, Cisco menembus keuntungan pada hingga $6.4 milyar. Dari Pertumbuhan Internet yang meningkatkan permintaan routers dan Cisco memperluas cakupan produknya. Hingga sampai terbentuknya suatu revisi perencanaan bisnis yang dibuat oleh Morgridge, John Chamber dan Ed Kozel (Chief Technology Officer), revisi bisnis tersebut fokus pada empat area, meliputi:

–          menyediakan suatu solusi bisnis

–          membuat sebuah proses akuisisi

–          menggambarkan industri networking software protocol, dan

–          membentuk strategi dalam kemitraan

Ditangan John Chambers, Cisco mulai melakukan akuisisi pertamanya dengan Boeing untuk $ 10 juta router order bahkan Cisco juga melakukan akuisisi dengan para pesaingnya seperti Crescendo Communications hingga banyak perusahaan-perusahaan yang lainnya yang berhasil di akuisisi oleh Jhon Chambers. Pengakuan Jhon Chambers tentang akuisisi adalah bagaimana untuk dapat menjaga kebudayaan dalam berakuisisi. Cisco grows globally pada perubahan fokus ditahun 1997 meliputi tujuh strategi, yaitu:

–          To become a leader in providing end-to-end networking solutions

–          To succeed in each individual line-of-business segment targeted

–          To forge strategic partnerships

–          To spearhead data/voice/video integration efforts

–          To recuit, retain, and develop the top 10 percent of technology employees

–          To become number one in sales of high-end networking product and

–          To promote Cisco’s IOS (Internetworking Operating System) as the leading network services architecture

Dalam mengembangkan merger/akuisisi, Cisco membuat struktur gambaran proses bisnis untuk integrasi semua fungsi didalam team. Cisco mengendalikan dan memastikan bahwa proses Integrasi melibatkan proses penggabungan kebudayaan, teknologi, dan manajemen yang baru dalam berakuisisi. Beberapa four-step plan Cisco’s acquisition blueprint adalah:

–          Evaluate the prospective company

–          Persuade the company of the benefits of working together

–          Appraise the potential acquisition

–          Integrate the companty into Cisco

Dengan mengevaluasi calon akuisisi perusahaan yang akan Cisco pilih, Cisco akan mendapatkan profil tentang perusahaan tersebut. Chambers akan mengevaluasi perusahaan yang dapat membuat karyawannya memperoleh keuntungan dalam proses bisnis akuisisi, proses-proses dalam empat perencanaan dasar tersebut adalah sebuah keputusan yang penting saat ingin melakukan merger/akusisisi, Chambers say. Hingga menuju pada proses negosiasi, integrasi dan pada tahap proses penggabungan / kemitraan (partnerships)

Knowledge Goals beserta Identification Knowledge

Beberapa knowledge goals beserta identifikasi knowledge tentang Cisco Systems:

1. Trend industri dan bisnis yang mendorong Cisco Systems untuk melakukan perubahan demi perubahan untuk segera mengikuti revolusi teknologi informasi. Dengan mengikuti perubahan teknologi informasi Cisco selalu mempersiapkan untuk dapat mengendalikan segala aspek perubahaan dalam teknologi informasi. Dengan cepat mengikuti perkembangan, mencoba mengikuti sesuatu hal yang baru dan berusaha untuk dapat segera mengetahui aspek bisnis yang akan terjadi.

2. Peran manager yang membawa ke arah perubahan dalam strategi perusahaan. Para eksekutif manajemen Cisco merupakan orang-orang yang telah memiliki knowledge yang baik untuk perkembangan perusahaan Cisco, khususnya dalam persiapan menerapkan visi dan misi yang akan dituju. Peran CEO Jhon Chambers yang lebih mementingkan komunikasi antar teamwork, telah membuat para karyawan Cisco bereaksi untuk menciptakan sebuah inovasi kreatifitas dalam bisnis. three waves of economy driven3. Perubahan struktur Cisco yang menjadi desentralisasi merupakan salah satu perubahan yang membawa Cisco lebih dekat dengan customer mereka, dan membuat suatu komunikasi bebas antar team dan mengarah pada paham desentralisasi yang merupakan jalan satu-satunya bagi pertumbuhan bisnis yang lebih fleksibel dan bisa lebih mendekatkan atau mempererat ikatan perusahaan dengan customer (Customer Focus). Saling berbagi pengetahuan, sharing knowledge dalam teamwork yang merupakan internal knowledge. (Normative Knowledge)

4. Perubahan perencanaan bisnis perusahaan (revision of business plan Cisco Systems) meliputi empat area yang merupakan suatu knowledge goals, yakni:

–          Providing a complete solution for businesses

–          Make acquisitions a structured process

–          Define the industry-wide networking software protocol and

–          Form the right strategy alliances

5. Melakukan perencanaan dalam berakuisisi dengan perusahaan lain untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Cisco mencapai keuntungan. Menerapkan revision of businesses plan tersebut.

6. Identifikasi tentang kebudayaan perusahaan dalam berakuisisi dengan perusahaan lain, pengakuan dari Jhon Chambers tentang proses merger/akuisisi adalah menjaga nama baik kebudayaan masing-masing perusahaan demi tercipta hubungan harmonis. Tidak ada yang cukup berani dimana

7. Dan beberapa strategy knowledge goals yang dibuat oleh Jhon Chambers, yaitu strategi dalam mergering / akuisisi:

      • To become a leader in providing end-to-end networking solutions
      • To succeed in each individual line-of-business segment targeted
      • To forge strategic partnerships
      • To spearhead data/voice/video integration efforts
      • To recuit, retain, and develop the top 10 percent of technology employees
      • To become number one in sales of high-end networking product and
      • To promote Cisco’s IOS (Internetworking Operating System) as the leading network services architecture

8. Serta operasional knowledge goals mencakup dalam four-step plan Cisco’s acquisition blueprint, meliputi:

        • Evaluate the prospective company
        • Persuade the company of the benefits of working together
        • Appraise the potential acquisition
        • Integrate the companty into Cisco

og

Posted in tugas GSLC kelompok 8 | Leave a comment

Lion Tambah Penerbangan ke Jeddah

Maskapai Lion Air akan menambah frekuensi penerbangan untuk rute Jakarta-Jeddah dari dua kali seminggu menjadi lima kali seminggu mulai 10 Februari 2010. “Penambahan frekuensi  penerbangan Jakarta-Jeddah karena ada pencapaian load factor atau tingkat keterisian pesawat sebesar rata-rata 80 persen,” kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, Kompas Kamis (4/2) di Jakarta. (RYO)

Sisi lain dari keuntungan Knowledge Management bisa terlihat dalam mini case diatas, dimana adanya tingkat load factor berasal dari sebuah informasi sistem. Informasi tersebut memberikan kepada manajemen untuk dapat segera mengambil ide serta tindakan yang bagus dalam mendukung proses bisnis.

lion air

Posted in Knowledge Management | Leave a comment

Manfaat ‘Knowledge Management’

Teknologi digital memainkan peranan penting dalam hal ini. Kapasitas simpan komputer yang semakin besar, aplikasi perangkat lunak, dan kecanggihan teknologi internet memberikan keleluasaan bagi perusahaan untuk dapat mengolah semua jenis informasi tadi menjadi pengetahuan yang berguna dan bermakna (knowledge management). Knowledge management bukanlah produk aplikasi, melainkan suatu konsep sistem.

Sistem knowledge management yang efektif akan membuat karyawan secara cepat dan mudah menemukan data, informasi, dan pengetahuan lainnya. Sehingga memungkinkan mereka untuk menganalisis informasi secara mudah dan berkolaborasi dengan karyawan lain serta pihak ketiga tanpa dibatasi oleh lokasi serta perbedaan waktu.

Salah satu contoh penerapan knowledge management adalah ITCP (Indonesian Technical Cooperation Programmes). ITCP merupakan proyek yang dikembangkan oleh Sekretariat Kabinet Indonesia. Tujuannya untuk berbagi informasi dan keahlian antara Indonesia dengan negara berkembang lainnya. Aktivitas ITCP meliputi pelatihan; studi kunjungan; pertemuan kelompok yang mencakup area pertanian, pendidikan, informasi, sumber alam, perencanaan keluarga, dan sebagainya. Saat ini peserta ITCP tersebar sampai ke 90 negara dengan jumlah mencapai lebih dari empat ribu orang.

Semula proyek ini mengalami banyak kesulitan, tidak hanya dalam proses persiapan dan registrasi, melainkan juga pada proses dokumentasi dan pelaporan. Bagaimana menentukan jenis pelatihan yang paling dibutuhkan; bagaimana mencari dan menentukan kebutuhan akan pakar yang kompeten di bidangnya; bagaimana mengklasifikasikan laporan hasil suatu proyek atau studi agar dapat dimanfaatkan oleh negara lain; merupakan kendala yang dihadapi selama ini dan tidak dapat secara cepat dan optimal ditangani oleh administrasi manual.

Sekretariat Kabinet kemudian memutuskan untuk menggunakan aplikasi berbasis web sehingga kecepatan informasi dapat jauh lebih meningkat, mengingat luasnya area cakupan peserta ITCP. Dengan hanya bermodalkan program penjelajah (browser) dan koneksi ke internet, para peserta dapat dengan mudah memantau laporan proyek serta agenda pertemuan, serta memberikan masukan mengenai kebutuhan akan pelatihan serta pakar.

Masukan ini akan menjadi salah satu faktor penentu dalam pembuatan agenda kegiatan pelatihan ataupun studi. Kemudahan lainnya adalah dalam proses pencarian informasi. Data, dokumen, dan laporan sudah diklasifikasikan dengan beberapa kriteria yang diolah sedemikian rupa, sehingga informasi yang dihasilkan akan optimal dan tepat sesuai dengan kebutuhan dari peserta.

‘One stop service’

Pendekatan yang hampir serupa juga dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP). UNDP menyediakan suatu fasilitas yang disebut one stop service kepada para stafnya agar dapat mengelola proyek-proyek UNDP di Indonesia. Disebut one stop service, karena semua perangkat lunak (Word, Excell, dan lain-lain), aplikasi database, jadwal kegiatan/kalendar, pendistribusian pekerjaan dan data dapat diakses dengan mudah melalui program penjelajah (browser). UNDP menggunakan program penjelajah agar semua informasi dapat tersaji secara visual, mulai dari proses pemantauan sampai dengan pendeteksian kemajuan dan perkembangannya.

Sistem manajemen proyek berbasis web di UNDP terintegrasi dengan database dan sistem surat-menyurat, sehingga pengguna dapat dengan mudah berkolaborasi baik melalui program e-mail, faksimile maupun dokumen melalui antarmuka (interface) yang sama. Guna mengurangi kesalahan, disediakan juga template untuk setiap dokumen yang sudah baku dan draft pada tiap tahapan proyek yang bila sudah diselesaikan, secara otomatis akan masuk ke langkah selanjutnya dan menjadi semacam tugas (task) untuk pengguna selanjutnya.

Proses aliran pekerjaan ini selain membuat proyek menjadi lebih efisien dan terorganisasi, juga memungkinkan semua pihak melihat sejarah setiap proyek, sehingga memudahkan untuk proses perencanaan selanjutnya seperti sistem database. Pada umumnya akses terhadap data-data yang berhubungan dengan proyek dibatasi dengan simpul-simpul keamanan yang terintegrasi pada tingkat pemakai dan pengelola database.

Sampai saat ini UNDP belum melakukan penghitungan secara rinci mengenai manfaat intranet terhadap pilihan sistem tanpa kertas (paperless system) ini, karena penerapannya baru sebatas penyediaan dokumentasi dalam bentuk intranet, internal memo, pendelegasian pekerjaan, pengumuman, dan katalog. Tapi yang jelas, proses pengambilan keputusan jadi lebih cepat dan efesien.

knm

Posted in Knowledge Management | Leave a comment

images

indonesiaku kembali lagi sedih..

gue ga bisa pulang, gedung DPR MPR gi hura hura.

Posted in Republik Indonesiaku | Leave a comment

Pendapatan SLJJ Telkom terusik Seluler

Pendapatan SLJJ Telkom Terusik Seluler
Achmad Rouzni Noor II – detikinet

Jakarta – Telkom merasa terusik. Pasalnya, layanan seluler yang kian merajai pasar telekomunikasi di Indonesia dianggap bakal terus menggerus pendapatan Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) miliknya. Executive General Manager Divre II PT Telkom, Adeng Achmad, mengatakan dari sekitar 3 juta pelanggan telepon tetap kabel di area Jabodetabek yang dibawahinya, trafik layanan SLJJ yang dihasilkan lumayan tinggi. SLJJ merupakan layanan komunikasi jarak jauh antar pelanggan yang masih berada dalam satu wilayah negara, namun dengan kode area yang berbeda. Menurut Adeng, kontribusi SLJJ bagi total pendapatan Telkom di Divre II adalah sekitar 50 persen. “Namun akibat seluler, kita berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp 25 miliar,” kata dia seusai seminar Optimalisasi Knowledge Management di Gedung Grha Citra Caraka Telkom, Jakarta, Rabu (16/5/2007). “Untuk mengatasinya kami menawarkan berbagai produk yang kompetitif agar trafik tetap terjadi di lingkungan Telkom,” lanjut Adeng. Produk tersebut yakni layanan telepon tetap nirkabel Flexi, serta layanan suara melalui protokol Internet (VoIP) Telkomsave dan TelkomGlobal. “Melakukan panggilan SLJJ dengan VoIP kualitasnya tidak sebagus wireline yang memanfaatkan kabel tembaga. Namun, jika memang ada pasarnya tentu kita tawarkan,” kata Adeng. Ia mengakui, skema penarikan dari SLJJ Telkom yang terkesan mahal menjadi faktor lain pemicu menurunnya penggunaan layanan tersebut oleh pelanggan. “Tapi harus diingat, Telkom satu-satunya operator yang menggarap semua wilayah di Indonesia. Kalau kita hanya mementingkan aspek bisnis di wilayah tertentu, bagaimana dengan nasib saudara kita di pedalaman? Untuk itu kita subsidi tarifnya,” urai Adeng. Ubah Paradigma Bisnis Sebagai operator dominan (incumbent) yang dulunya identik dengan monopoli, Telkom mengakui harus mengubah paradigma berbisnisnya demi menyongsong era kompetisi. “Sebelum mengubah paradigma bisnis, tentu kita harus mengubah budaya perusahaan. Sekarang kita terus belajar menjadi satu organisasi yang ingin melayani pelanggan,” kata Adeng. Karena itu, lanjutnya, budaya kerja karyawan pun diubah melalui penerapan manajemen berbasis pengetahuan (knowledge management) yang secara sistematis akan mendorong karyawan berbuat sesuatu bagi perusahaan. “Berbagi ide kreatif adalah inti dari knowledge management. Banyaknya ide kreatif akan membantu kita untuk mencapai target pendapatan tahun ini di Divre II sebesar Rp 9 triliun,” Adeng menandaskan. ( rou / ash )

banner_GANAS_myesia_20100209110201

kaban opini: “jadi mau gimana lagi, masyrakat hanya menginginkan hal yang praktis, murah, dan cepat. sudah sebaiknya perusahaan harus memperhatikan konsumennya, SLJJ yang terbilang mahal di pangkas oleh operator seluler seperti baru baru ini esia meluncurkan promotion esia GANAS (gratis nelpon nasional). dengan adanya KM didalam perusahaan, ide kreatifitas yang ada dalam sumber daya manusia (employee) harus di gali sedalam mungkin untuk menciptakan suatu inovasi yang patut di perhitungkan oleh kalangan masyarakat”.

Posted in Knowledge Management | Leave a comment

kadang gue agak bingung juga KM nih?

contohkm

Posted in Knowledge Management | Leave a comment

proses KM

# Proses eksternalisasi (externalization), yaitu mengubah tacit knowledge yang kita miliki menjadi explicit knowledge. Bisa dengan menuliskan know-how dan pengalaman yang kita dapatkan dalam bentuk tulisan artikel atau bahkan buku apabila perlu. Dan tulisan-tulisan tersebut akan sangat bermanfaat bagi orang lain yang sedang memerlukannya.

# Proses kombinasi (combination), yaitu memanfaatkan explicit knowledge yang ada untuk kita implementasikan menjadi explicit knowledge lain. Proses ini sangat berguna untuk meningkatkan skill dan produktifitas diri sendiri. Kita bisa menghubungkan dan mengkombinasikan explicit knowledge yang ada menjadi explicit knowledge baru yang lebih bermanfaat.

# Proses internalisasi (internalization), yakni mengubah explicit knowledge sebagai inspirasi datangnya tacit knowledge. Dari keempat proses yang ada, mungkin hanya inilah yang telah kita lakukan. Bahasa lainnya adalah learning by doing. Dengan referensi dari manual dan buku yang ada, saya mulai bekerja, dan saya menemukan pengalaman baru, pemahaman baru dan know-how baru yang mungkin tidak saya dapatkan dari buku tersebut.

# Proses sosialisasi (socialization), yakni mengubah tacit knowledge ke tacit knowledge lain. Ini adalah hal yang juga terkadang sering kita lupakan. Kita tidak manfaatkan keberadaan kita pada suatu pekerjaan untuk belajar dari orang lain, yang mungkin lebih berpengalaman. Proses ini membuat pengetahuan kita terasah dan juga penting untuk peningkatan diri sendiri. Yang tentu saja ini nanti akan berputar pada proses pertama yaitu eksternalisasi. Semakin sukses kita menjalani proses perolehan tacit knowledge baru, semakin banyak explicit knowledge yang berhasil kita produksi pada proses eksternalisasi.

seci

Posted in Knowledge Management | Leave a comment

knowledge management?

KM

Merupakan sistem perangkat lunak yang membantu penggunanya untuk melakukan pengumpulan, pengorganisasian, pengaturan, dan berbagi tentang berbagai jenis informasi yang berkaitan dengan suatu pekerjaan.

Posted in Knowledge Management | Leave a comment