Pendapatan SLJJ Telkom terusik Seluler

Pendapatan SLJJ Telkom Terusik Seluler
Achmad Rouzni Noor II – detikinet

Jakarta – Telkom merasa terusik. Pasalnya, layanan seluler yang kian merajai pasar telekomunikasi di Indonesia dianggap bakal terus menggerus pendapatan Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) miliknya. Executive General Manager Divre II PT Telkom, Adeng Achmad, mengatakan dari sekitar 3 juta pelanggan telepon tetap kabel di area Jabodetabek yang dibawahinya, trafik layanan SLJJ yang dihasilkan lumayan tinggi. SLJJ merupakan layanan komunikasi jarak jauh antar pelanggan yang masih berada dalam satu wilayah negara, namun dengan kode area yang berbeda. Menurut Adeng, kontribusi SLJJ bagi total pendapatan Telkom di Divre II adalah sekitar 50 persen. “Namun akibat seluler, kita berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp 25 miliar,” kata dia seusai seminar Optimalisasi Knowledge Management di Gedung Grha Citra Caraka Telkom, Jakarta, Rabu (16/5/2007). “Untuk mengatasinya kami menawarkan berbagai produk yang kompetitif agar trafik tetap terjadi di lingkungan Telkom,” lanjut Adeng. Produk tersebut yakni layanan telepon tetap nirkabel Flexi, serta layanan suara melalui protokol Internet (VoIP) Telkomsave dan TelkomGlobal. “Melakukan panggilan SLJJ dengan VoIP kualitasnya tidak sebagus wireline yang memanfaatkan kabel tembaga. Namun, jika memang ada pasarnya tentu kita tawarkan,” kata Adeng. Ia mengakui, skema penarikan dari SLJJ Telkom yang terkesan mahal menjadi faktor lain pemicu menurunnya penggunaan layanan tersebut oleh pelanggan. “Tapi harus diingat, Telkom satu-satunya operator yang menggarap semua wilayah di Indonesia. Kalau kita hanya mementingkan aspek bisnis di wilayah tertentu, bagaimana dengan nasib saudara kita di pedalaman? Untuk itu kita subsidi tarifnya,” urai Adeng. Ubah Paradigma Bisnis Sebagai operator dominan (incumbent) yang dulunya identik dengan monopoli, Telkom mengakui harus mengubah paradigma berbisnisnya demi menyongsong era kompetisi. “Sebelum mengubah paradigma bisnis, tentu kita harus mengubah budaya perusahaan. Sekarang kita terus belajar menjadi satu organisasi yang ingin melayani pelanggan,” kata Adeng. Karena itu, lanjutnya, budaya kerja karyawan pun diubah melalui penerapan manajemen berbasis pengetahuan (knowledge management) yang secara sistematis akan mendorong karyawan berbuat sesuatu bagi perusahaan. “Berbagi ide kreatif adalah inti dari knowledge management. Banyaknya ide kreatif akan membantu kita untuk mencapai target pendapatan tahun ini di Divre II sebesar Rp 9 triliun,” Adeng menandaskan. ( rou / ash )

banner_GANAS_myesia_20100209110201

kaban opini: “jadi mau gimana lagi, masyrakat hanya menginginkan hal yang praktis, murah, dan cepat. sudah sebaiknya perusahaan harus memperhatikan konsumennya, SLJJ yang terbilang mahal di pangkas oleh operator seluler seperti baru baru ini esia meluncurkan promotion esia GANAS (gratis nelpon nasional). dengan adanya KM didalam perusahaan, ide kreatifitas yang ada dalam sumber daya manusia (employee) harus di gali sedalam mungkin untuk menciptakan suatu inovasi yang patut di perhitungkan oleh kalangan masyarakat”.

This entry was posted in Knowledge Management. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *