Cisco Systems Inc. Growth Through Acquisitions

Kelompok 8
1000836104    FRANKIE WIJAYA ARDJO
1000870703    WOKIMAN
1000883132    DENNISE SAPUTRA
1000883933    ALI EDWARD RAHMAN HAKIM
1000884343    JOHARI KABAN

Big Case

Cisco systems merupakan salah satu perusahaan yang sukses dalam industri perusahaan global internet, cukup dikenal oleh kalangan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Cisco didirikan pada tahun 1984 di Standford University oleh pasangan Leonard Bosack dan Sandy Lerner yang pada awalnya nama perusahaan tersebut diambil dari nama akhir suatu kota di Amerika Serikat yaitu San Francisco hingga sampai dikenal sebagai Cisco Systems.

Bentuk strategi bisnis perusahaan Cisco adalah bagaimana untuk bisa menggabungkan dua perusahaan (merger/akuisisi) menjadi satu kekuatan agar dapat meminimalkan persaingan global, seperti dalam artian bagaimana untuk bisa menyamakan satu visi dan misi untuk memperoleh suatu keuntungan bisnis (value). Pesan yang disampaikan oleh Chambers sebagai pemimpin yang mendorong Cisco untuk segera menjalin mitra dengan perusahaan lain (akuisisi) dan berpendapat bahwa perusahaan yang muncul sebagai pemimpin industri adalah perusahaan yang memiliki kemampuan untuk mengakuisisi perusahaan lain. Cisco Systems mendapatkan keuntungan $100 juta pada tahun 1998 yang hanya dilewati hanya 14 tahun sejak tahun 1984. Pada tanggal 10 Desember 1999 Cisco hanya diurutan ketiga mengikuti General Electric dan Microsoft yang hanya mendapatkan keuntungan pasar $300 juta. Sejak go public pada tahun 1990 pendapatan tahunan Cisco dari $69 juta menjadi $18,9 milyar di tahun 2000 – hampir 275 kali lipatan keuntungan dalam 10 tahun.

Pada tahun 1987, Cisco Systems dihadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang Networking lain seperti Bridge dan 3COM. Untuk mendapatkan kembali dan meningkatkan pangsa pasar, Cisco memerlukan pembiayaan tambahan. Dan akhirnya Sandy dan Leonard mendekati Don Valentine, seorang kapitalis ventura yang setuju untuk mengambil 32 persen saham di perusahaan sebesar $ 2,5 juta. Perusahaan centure pemberian modal akan menyediakan pembiayaan, rekrutmen dan fungsi pendukung lainnya penting manajemen yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis Cisco. Setelah penandatanganan kontrak, tanpa keterlibatan pengacara, Sandy menjadi Wakil Presiden Layanan pelanggan dan Leonard menjadi Chief Technology Officer. Waktu penerimaan dana modal ventura bertepatan dengan komersialisasi internet yang dibuat menjadi kenyataan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1987. Namun pada tahun 1988 karena adanya peningkatan router secara dramatis perlahan-lahan Kas keuangan Cisco meningkat dan akhirnya tidak menggunakan modal dari Ventura Capital

Keikutsertaan Don Valentine dalam saham Cisco Systems, Don Valentine memulai suatu perencanaan yang merubah struktur manajemen eksekutif Cisco. Banyak yang bertentangan pada keputusan Don Valentine karena dia dianggap sebagai orang baru dan belum mengenal kebudayaan perusahaan Cisco namun keputusan tetap dibuat dimana Cisco kini memiliki seorang CEO yaitu Jhon P. Morgridge yang diterima pada pertengahan tahun 1988.

Ditangan Jhon P. Morgridge, Cisco tidak punya rencana 5-tahun tetapi lebih mengikuti rencana 1-tahun Morgridge percaya bahwa itu semangat tinggi dan tujuan perusahaan dalam fokus. Menurut Morgridge:
“Di Cisco kami membuat rencana satu tahun dengan jaminan 80-90 persen kita akan memenuhi tujuan kita, sehingga tidak sulit.” Dan dengan pimpinan Jhon P. Morgridge Pada tahun 1989 saham Cisco mulai dibuka untuk umum dan membuat IPO (Initial Public Offering). Sesudah enam bulan setelah IPO, beberapa eksekutif manajemen Cisco menyampaikan kesan kepada Jhon P. Morgridge tentang Sandy (pendiri Cisco Systems) dimana para eksekutif manajemen Cisco tidak menyukai cara sikap Sandy dan para eksekutif juga memberi suatu keputusan kepada Jhon P. Morgridge, apabila Sandy tidak segera keluar dari perusahaan maka para eksekutif yang akan keluar dari manajemen Cisco serta Don Valentine pun tahu tentang hal tersebut. Pada bulan agustus tahun 1990, akhirnya Sandy dipecat sesudah itu Leonard juga berhenti. Setelah Sandy dan Leonard keluar dari Cisco, Jhon P. Morgridge mulai membangun budaya baru dalam Cisco, merubah metode operasional, fokus pada customer dan berbagai strategi lainnya.

Kepemimpinan John Chambers sebagai CEO Cisco Systems, John Chambers bergabung dengan Cisco pada tahun 1991, diangkat menjadi Senior Vice President dimana mengatur tentang operasional dan penjualan dibawah pengaruh John Morgridge dan John Chambers lah yang memainkan perannya dalam perkembangan Cisco. Beberapa pemikiran yang ada didalam benak Chambers sesudah ia menjadi CEO adalah memprioritaskan sebuah tim kerjasama (teamwork) dengan membuka suatu komunikasi bebas antar team dan mengarah pada paham desentralisasi yang merupakan jalan satu-satunya bagi pertumbuhan bisnis yang lebih fleksibel dan bisa lebih mendekatkan atau mempererat ikatan perusahaan dengan customer (Customer Focus)

Pada tahun 1993, Cisco menembus keuntungan pada hingga $6.4 milyar. Dari Pertumbuhan Internet yang meningkatkan permintaan routers dan Cisco memperluas cakupan produknya. Hingga sampai terbentuknya suatu revisi perencanaan bisnis yang dibuat oleh Morgridge, John Chamber dan Ed Kozel (Chief Technology Officer), revisi bisnis tersebut fokus pada empat area, meliputi:

–          menyediakan suatu solusi bisnis

–          membuat sebuah proses akuisisi

–          menggambarkan industri networking software protocol, dan

–          membentuk strategi dalam kemitraan

Ditangan John Chambers, Cisco mulai melakukan akuisisi pertamanya dengan Boeing untuk $ 10 juta router order bahkan Cisco juga melakukan akuisisi dengan para pesaingnya seperti Crescendo Communications hingga banyak perusahaan-perusahaan yang lainnya yang berhasil di akuisisi oleh Jhon Chambers. Pengakuan Jhon Chambers tentang akuisisi adalah bagaimana untuk dapat menjaga kebudayaan dalam berakuisisi. Cisco grows globally pada perubahan fokus ditahun 1997 meliputi tujuh strategi, yaitu:

–          To become a leader in providing end-to-end networking solutions

–          To succeed in each individual line-of-business segment targeted

–          To forge strategic partnerships

–          To spearhead data/voice/video integration efforts

–          To recuit, retain, and develop the top 10 percent of technology employees

–          To become number one in sales of high-end networking product and

–          To promote Cisco’s IOS (Internetworking Operating System) as the leading network services architecture

Dalam mengembangkan merger/akuisisi, Cisco membuat struktur gambaran proses bisnis untuk integrasi semua fungsi didalam team. Cisco mengendalikan dan memastikan bahwa proses Integrasi melibatkan proses penggabungan kebudayaan, teknologi, dan manajemen yang baru dalam berakuisisi. Beberapa four-step plan Cisco’s acquisition blueprint adalah:

–          Evaluate the prospective company

–          Persuade the company of the benefits of working together

–          Appraise the potential acquisition

–          Integrate the companty into Cisco

Dengan mengevaluasi calon akuisisi perusahaan yang akan Cisco pilih, Cisco akan mendapatkan profil tentang perusahaan tersebut. Chambers akan mengevaluasi perusahaan yang dapat membuat karyawannya memperoleh keuntungan dalam proses bisnis akuisisi, proses-proses dalam empat perencanaan dasar tersebut adalah sebuah keputusan yang penting saat ingin melakukan merger/akusisisi, Chambers say. Hingga menuju pada proses negosiasi, integrasi dan pada tahap proses penggabungan / kemitraan (partnerships)

Knowledge Goals beserta Identification Knowledge

Beberapa knowledge goals beserta identifikasi knowledge tentang Cisco Systems:

1. Trend industri dan bisnis yang mendorong Cisco Systems untuk melakukan perubahan demi perubahan untuk segera mengikuti revolusi teknologi informasi. Dengan mengikuti perubahan teknologi informasi Cisco selalu mempersiapkan untuk dapat mengendalikan segala aspek perubahaan dalam teknologi informasi. Dengan cepat mengikuti perkembangan, mencoba mengikuti sesuatu hal yang baru dan berusaha untuk dapat segera mengetahui aspek bisnis yang akan terjadi.

2. Peran manager yang membawa ke arah perubahan dalam strategi perusahaan. Para eksekutif manajemen Cisco merupakan orang-orang yang telah memiliki knowledge yang baik untuk perkembangan perusahaan Cisco, khususnya dalam persiapan menerapkan visi dan misi yang akan dituju. Peran CEO Jhon Chambers yang lebih mementingkan komunikasi antar teamwork, telah membuat para karyawan Cisco bereaksi untuk menciptakan sebuah inovasi kreatifitas dalam bisnis. three waves of economy driven3. Perubahan struktur Cisco yang menjadi desentralisasi merupakan salah satu perubahan yang membawa Cisco lebih dekat dengan customer mereka, dan membuat suatu komunikasi bebas antar team dan mengarah pada paham desentralisasi yang merupakan jalan satu-satunya bagi pertumbuhan bisnis yang lebih fleksibel dan bisa lebih mendekatkan atau mempererat ikatan perusahaan dengan customer (Customer Focus). Saling berbagi pengetahuan, sharing knowledge dalam teamwork yang merupakan internal knowledge. (Normative Knowledge)

4. Perubahan perencanaan bisnis perusahaan (revision of business plan Cisco Systems) meliputi empat area yang merupakan suatu knowledge goals, yakni:

–          Providing a complete solution for businesses

–          Make acquisitions a structured process

–          Define the industry-wide networking software protocol and

–          Form the right strategy alliances

5. Melakukan perencanaan dalam berakuisisi dengan perusahaan lain untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Cisco mencapai keuntungan. Menerapkan revision of businesses plan tersebut.

6. Identifikasi tentang kebudayaan perusahaan dalam berakuisisi dengan perusahaan lain, pengakuan dari Jhon Chambers tentang proses merger/akuisisi adalah menjaga nama baik kebudayaan masing-masing perusahaan demi tercipta hubungan harmonis. Tidak ada yang cukup berani dimana

7. Dan beberapa strategy knowledge goals yang dibuat oleh Jhon Chambers, yaitu strategi dalam mergering / akuisisi:

      • To become a leader in providing end-to-end networking solutions
      • To succeed in each individual line-of-business segment targeted
      • To forge strategic partnerships
      • To spearhead data/voice/video integration efforts
      • To recuit, retain, and develop the top 10 percent of technology employees
      • To become number one in sales of high-end networking product and
      • To promote Cisco’s IOS (Internetworking Operating System) as the leading network services architecture

8. Serta operasional knowledge goals mencakup dalam four-step plan Cisco’s acquisition blueprint, meliputi:

        • Evaluate the prospective company
        • Persuade the company of the benefits of working together
        • Appraise the potential acquisition
        • Integrate the companty into Cisco

og

This entry was posted in tugas GSLC kelompok 8. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *